Ngenteg Linggih di Dusun Pesangkan, Kampung Bali Sadhar Utara, Kecamatan Banjit, Kabupaten Way Kanan, Lampung
Oleh:
Doktor bidang Pariwisata, alumni University of Lincoln, Inggris. Dosen di Sekolah Tinggi Pariwisata Triatma Jaya, Universitas Udayana (Pasca-sarjana Kajian Pariwisata) dan Universitas Triatma Mulya (Pasca-sarjana Magister Manajemen).
Pada tanggal 1 September 2016 warga Bali yang bermukim di Dusun Pesangkan, Kampung Bali Sadhar Utara, Kecamatan Banjit, Kabupaten Way Kanan, Lampung sejak tahun 1963 atau tepatnya pada saat Gunung Agung (gunung tertinggi di Bali) meletus mengadakan upakara Dewa Yadnya atau yang lebih spesifik dikenal dengan Ngenteg Linggih. Acara keagamaan ini juga dibarengi dengan upakara yang lainya seperti Bhuta Yadnya (persembahan kepada bhuta kala/roh jahat), Rsi Yadnya (pengangkatan Pendeta Hindu) dan Manusia Yadnya (ritual kegamaan untuk manusia yang hidup).
Ngenteg Linggih di Pesangkan Lampung
Ngenteg Linggih merupakan upacara keagamaan Hindu yang tidak regular dilaksanakan karena pelaksanaanya disesuaikan dengan waktu dan dana yang tersedia untuk mengadakan event yang sangat besar ini. Upacara Ngenteg Linggih bertujuan untuk menstanakan kediaman Ida Sang Hyang Widhi Wasa – Tuhan Yang Maha Esa di masing-masing pelinggih / pura dimana Tuhan secara simbolis dipuja oleh umat Hindu untuk mengungkapkan rasa syukur yang mendalam atas karuniaNya dan tentunya mengucapkan rasa terima kasih atas semua anugerah yang telah dilimpahkan kepada semua umat manusia di bumi ini.
Secara lebih luas upacara Ngenteg Linggih bertujuan untuk mensucikan kembali bumi ini sebagai tempat berpijaknya umat manusia atau dalam Bahasa lokal sering disebut dengan ritual ruwat bumi agar manusia bisa atau mampu berpikir yang baik, berkata yang baik dan berprilaku yang baik dalam kehidupannya di alam semesta ini sehingga terbina hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesamanya dan manusia dengan alam/lingkungannya yang merupakan sumber dari “kebahagiaan” manusia. Artinya, bahwa selagi manusia tidak bisa menyeimbangkan keharmonisan ketiga hubungan tersebut, maka kebahagiaan tidak akan pernah tercapai.
Upacara Ngenteg Linggih yang diselenggarakan oleh seluruh warga Dusun Pesangkan pada tanggal 1 September 2016 secara khusus dilaksanakan di dua pura yaitu Pura Tangkas Kori Agung dan Pura Batur yang keduanya merupakan sungsungan atau tempat pemujaan umat Hindu yang berdomisili di Dusun Pesangkan, Bali Sadhar Utara.
Pura Tangkas Kori Agung merupakan pura keluarga (genealogical temple) yang dipuja hanya oleh warga Pesangkan yang berasal dari keturunan Tangkas Kori Agung yang berpusat di Klungkung, Bali. Sedangkan Pura Batur merupakan pura umum (public temple) yang dipuja oleh setiap orang yang bermukim di wilayah territorial Dusun Pesangkan, Kampung Bali Sadhar Utara tanpa membedakan latar belakan keluarga, keturunan, profesi dan kasta. Artinya bahwa setiap orang bisa melakukan persembahyangan di Pura Batur ini.
Persiapan Ngenteg Linggih di Pesangkan Lampung
Warga Dusun Pesangkan mempersiapkan acara Ngenteg Linggih ini lebih dari satu bulan atau tepatnya pada pertengahan Bulan Juli 2016. Secara sukarela dan tulus iklas warga Dusun Pesangkan (laki-laki dan perempuan, orang tua, anak-anak, dan remaja) bergotong royong siang dan malam tanpa mengenal lelah untuk mempersiapkan segala hal yang diperlukan untuk upacara Ngenteg Linggih ini mulai dari pembersihan bangunan fisik, banten/sesajen dan kelengkapan ritual lainnya sampai dengan dekorasi untuk mempercantik penampilan Pura Tangkas Kori Agung dan Pura Batur sehingga tercipta suasana yang bernuansa religious dan nyaman di sekitar pura ini.
Bagi warga Pesangkan–Banjit, ini merupakan waktu yang sangat tepat untuk berbhakti kepada Tuhan–Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan menyumbangkan tenaga, waktu, pikiran dan hartanya demi suksesnya acara Ngenteg Linggih ini. Selain warga Pesangkan, persiapan ritual Ngenteg Linggih ini juga dibantu oleh warga dari dua dusun tetangga antara lain Dusun Wates dan Jangu-Sangsit.
Puncak Acara Ngenteg Linggih di Pesangkan Lampung
Tanggal 1 September 2016 merupakan hari yang sangat bersejarah bagi warga Pesangkan, Kampung Bali Sadhar Utara, Banjit karena pada hari ini merupakan puncak acara Ngenteg Linggih di Pura Tangkas Kori Agung dan Pura Batur.
Ritual Ngenteg Linggih dimulai dengan acara seremonial yang dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Way Kanan dan juga pejabat pemerintah dan keamanan dari Kabupaten Way Kanan. Beberapa menit setelah acara ini dibuka secara resmi, kegiatan ritual Ngenteg Linggih di Pura Tangkas Kori Agung dan Pura Batur dimulai.
Upacara ritual yang dipimpin oleh enam pendeta Hindu ini (4 pendeta langsung didatangkan dari Bali, 1 pendeta dari Bali Sadhar Utara, dan 1 pendeta yang baru diangkat) diawali dengan upacara pembersihan lingkungan kedua pura dengan upakara Ngresigana (Bhuta Yadnya) agar secara niskala (tidak terlihat) bersih dan suci dengan mempersembahkan berbagai jenis hewan kurban seperti ayam, bebek dan kambing.
Sejumlah wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik seperti Metro TV, SCTV, Tegar TV, RRI Way Kanan juga berbondong-bondong datang ke Pura Tangkas Kori Agung dan Pura Batur, Pesangkan- Bali Sadhar Utara untuk menyaksikan acara Ngenteg Linggih ini.
Tentu saja, publikasi dari rekan-rekan wartawan akan semakin mengangkat keterkenalan Pesangkan sebagi salah satu pusat budaya dan tradisi Bali di Lampung yang sangat berpotensi dikembangkan sebagai daya Tarik wisata budaya berbasish Hindu Bali, selain dari keindahan alam seperti bentangan sawah yang indah, tempat trekking yang sangat menarik, sungai besar yang berpotensi dikembangkan sebagai atraksi wisata arung jeram (rafting) yang sangat menantang adrenalin para petualang pariwisata.
Namun sayang, potensi-potensi wisata ini belum banyak dilirik oleh para investor dan juga belum ada sentuhan dari pemerintah daerah setempat untuk menggags pengembangan pariwisata di Pesangkan dan banjar-banjar lainnya yang terletak di Bali Sadhar Utara, Banjit – Lampung.
Rsi Yadnya dalam Dewa Yadnya di Pesangkan Lampung
Upakara Ngenteg Linggih di Pura Tangkas Kori Agung dan Pura Batur di Pesangkan, Banjit juga dirangkaikan dengan Upacara Rsi Yadnya – Pengangkatan Pendeta.
Seorang warga lokal Dusun Pesangkan bernama I Wayan Sepi diangkat sebagai Pemangku di Pura Tangkas Kori Agung pada tahun 2012 pada saat Ngeroras Masal (Pengerorasan almarhum Jro Mangku Wayan Natia dan beberapa krama dari dua banjar tetangga (Wates dan Jangu-Sangsit) di Pesangkan, secara resmi diangkat sebagai Pandita (Pendeta) pada saat dilangsungkannya upacara Ngenteg Linggih ini.
Setelah melalui proses pembelajaran di Desa Bongkasa, Badung-Bali selama beberapa bulan, selanjutnya beliau dilantik di tempat perguruannya di Bali dan mendapatkan gelar “Ida Bhawati” dan seterusnya dilaksanakan tahapan upacara dwijati pada pada tanggal 31 Agustus 2016 dan secara resmi dikukuhkan sebagai pendeta oleh empat nabe (guru) yang langsung didatangkan dari Pulau Bali dan disaksikan oleh para umat sedharma dengan sebutan Ide Pandita Rsi Agung Brahma Eka Daksa Nata. Nama kebesaran ini merupakan pemberian langsung dari gurunya di Bali.
Dengan dilantiknya Ide Pandita Rsi Agung Brahma Eka Daksa Nata sebagai Ida Pandita maka bertambahlah jumlah sulinggih yang berasal dari keluarga besar Tangkas Kori Agung. Semoga beliau dapat mengabdikan dirinya untuk umat sedharma khususnya semeton Tangkas Kori Agung yang bermukim di Kecamatan Banjit, Way Kanan- Lampung.
Pasca Ngenteg Linggih di Pesangkan Lampung
Tiga hari setelah acara puncak secara berturut-turut semua warga Pesangkan melakukan persembahyangan bersama di Pura Tangkas Kori Agung dan Pura Batur setiap malam pukul 20:000 sampai selesai.
Upacara Ritual Ngenteg Linggih di Pura Tangkas Kori Agung dan Pura Batur ditutup dengan upacara Nyegara-Gunung, merupakan ritual permakluman dan ucapan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan Ngenteg Linggih ini dengan bersembahyang bersama di sumber air (segara/laut) dan dataran tinggi (gunung) sebagai simbul tempat yang disucikan.
Namun, karena jarak yang sangat jauh dari laut, maka upacara/ritual nyegara gunung dilaksanakan di Sungai Menangasiamang, Banjit yang merupakan hulu dari sungai yang mengalir ke daerah Bali Sadhar Utara.
Sumber Dana Ngenteg Linggih di Pesangkan Lampung
Karya Agung atau Upacara Besar Ngenteg Linggih di Pura Tangkas Kori Agung dan Pura Batur, Pesangkan-Lampung ini didanai oleh Direktorat Jenderal Pelestarian Kebudayaan dan Tradisi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Ini merupakan bukti nyata dari kebijakan Pemerintah Indonesia dalam upaya melestarikan budaya, tradisi dan adat istiadat. Secara pribadi, penulis yang merupakan warga Pesangakan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemerintah Indonesia atas bantuan ini sehingga kami bisa menyelenggarakan ritual Ngenteg Linggih di tempat kelahiran saya.
Pesangkan Banjit
Pesangkan adalah salah satu nama dusun di Desa Bali Sadhar Utara, Kecamatan Banjit, Kabupaten Way Kanan, Lampung.
IKRAP di Pesangkan Banjit
Ikatan Remaja Pesangkan yang disingkat IKRAP merupakan organisasi pemuda warga Pesangkan di Desa Bali Sadhar Utara, Kecamatan Banjit, Kabupaten Way Kanan, Lampung.
Warga Pesangkan sebagai Pawang Hujan
Semeton Tangkas Kori Agung dari Pesangkan sebagai Pawang Hujan di Lampung